Pages

Saturday 26 November 2011

Tonton TV on9 ..,.baekk punye,,cubalah

Salam semua..

aku tgk semua dok nk cr streaming tv..ni aku bg yg baik punya..buatan anak tempatan..slh sorg drpd lecturer UTM yg buat..mungkin ada yg xtau..


CARANYA MUDAH.,.,.,hanya ikut step by step dibawah.,.,.,.

1st - Pastikan ada akaun Facebook

2nd - Install Octoshape

https://www.octoshape.com/files/octosetup.exe ( Windows )

https://www.octoshape.com/files/octosetup.dmg ( Mac )

https://www.octoshape.com/files/octosetup.dmg ( Linux )

3rd - Search AsyikTV dan tekan butg 'LIKE'  (search at FB)

4th - Tonton LiveTV dgn riang ria


Channel available:

TV1, TV2, TV3, TV9 dan Al-Hijrah


p/s: Pasti akan ada yg bertanya tentg speed requirement..512kb/s masih bleh tonton..dia akan automatik synchronize quality vid ngan speed..


Selamat Mencuba..

Monday 21 November 2011

Pesawat terhempas

Thursday 17 November 2011

Kasih Ali ra. kepada Umar

                                       Patut dijadikan teladan yg baek.,.,.,renungkan & amalkan

Pada suatu hari Umar bin Khaththab pergi mengadukan perihal Ali bin Abi Thalib kepada Rasulullah saw. Katanya: "Ya Rasulullah, Ali bin Abi Thalib tidak pernah mendahului mengucapkan salam kepadaku." Mendengar pengaduannya, Rasulullah segera memanggil Ali ra untuk datang. Lalu Rasulullah bertanya kepadanya: "Ya Ali, benarkah engkau tidak pernah memberikan salam terlebih dahulu kepada Umar?" Ali ra. menjawab: "Ya Rasulullah, hal itu kulakukan karena sabdamu yang menyebutkan: "Siapa yang mendahului saudaranya mengucapkan salam, Allah akan memberikan baginya istana di surga." Karena itulah, ya Rasulullah, aku selalu ingin Umar mendahuluiku mengucapkan salam agar ia mendapat istana di surga."

Thursday 10 November 2011

KASIH IBU

"Boleh saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Doktor yang menunggunya segera berpaling memandang ke arah luar jendela hospital. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!


Waktu membuktikan bahawa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.

Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu meningkat dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Dia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang doktor yang mampu menyambungkan telinga untuknya. "Saya percaya saya boleh memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendermakan telinganya," kata doktor.

Kemudian orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mahu mendermakan telinga pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenali telah bersedia mendermakan telinganya padamu. Kami harus segera membawamu ke hospital untuk dilakukan pembedahan. Namun, semua ini sangatlah rahsia." kata sang ayah.

Operasi pembedahan berjalan dengan jayanya. Seorang lelaki barupun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kegeniusan. Dia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian dia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau tak kan mampu membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."
 

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahsia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orang tua lelaki itu tetap menyimpan rahsia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu membelainya sehingga nampaklah bahawa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyedari bahawa dia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

My Blog List